Harga minyak mentah WTI merangkak naik ke sekitar level $76 per barel di tengah masih tingginya kekhawatiran seputar prospek permintaan.
Adanya kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian China, yang diprediksi akan tumbuh lebih rendah dari target, membuat prospek permintaan minyak dari pasar Asia menjadi negatif.
Di saat yang sama, sejumlah bank besar baru-baru ini memutuskan untuk menurunkan proyeksi harga minyak dengan alasan pelemahan ekonomi di sejumlah negara, perubahan armada kendaraan, dan lesunya sektor manufaktur.
Di sisi lain, kekhawatiran seputar prospek permintaan diimbangi oleh kekhawatiran seputar prospek pasokan.
Menurut Reuters, Irak berencana untuk memangkas produksi minyaknya pada bulan September sebagai kompensasi atas produksinya yang lebih tinggi dari kuota OPEC+.
Berita tersebut muncul di saat produksi minyak di Libya anjlok dan masih tingginya tensi geopolitik di Timur Tengah.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi AS pada Q2 membukukan hasil yang lebih tinggi dari perkiraan, sehingga meningkatkan optimisme investor.