Harga minyak mentah WTI rebound ke sekitar level $68.7 per barel setelah sempat anjlok sekitar 8% sepanjang perdagangan pekan lalu.
Penurunan harga minyak sendiri terjadi di tengah terus meningkatnya kekhawatiran seputar prospek ekonomi AS, terlebih pasca data NFP AS terbaru membukukan hasil yang mengecewakan.
Selain itu, harga minyak juga dibebani oleh mengecewakannya sejumlah data ekonomi Zona Eropa serta adanya kekhawatiran tentang melemahnya konsumsi minyak di China.
Sinyal bahwa sejumlah faksi politik di Libya akan mencapai kesepakatan dan melanjutkan produksi minyaknya juga turut membebani harga minyak lebih lanjut.
Di tempat terpisah, Bank of America merevisi proyeksi harga minyak pada tahun 2025, di mana proyeksi harga minyak mentah Brent diturunkan dari $80 menjadi $75 per barel, sedangkan WTI diturunkan dari $75 menjadi $71 per barel.
Selain itu, keputusan Saudi Aramco yang menurunkan harga jual minyaknya untuk bulan Oktober mengindikasikan adanya pelemahan permintaan di pasar Asia.
Sementara itu, guna mendongkrak harga minyak, OPEC+ memutuskan untuk menunda keputusan menaikkan produksi minyaknya sebesar 180,000 barel per hari hingga bulan Desember.