Harga minyak mentah WTI rebound ke sekitar level $73.6 per barel seiring kembali meningkatnya kekhawatiran seputar pasokan.
Para investor sejauh ini mengkhawatirkan bahwa konflik yang terjadi di wilayah Timur Tengah akan berdampak negatif terhadap industri minyak Iran. Di saat yang sama, para investor juga terus mencermati perkembangan terkait Badai Milton di wilayah Amerika, yang dikhawatirkan akan mengganggu produksi minyak di wilayah tersebut.
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, data EIA mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah AS pada pekan lalu naik 5.8 juta barel, atau jauh lebih tinggi dari perkiraan naik 2.0 juta barel.
Harga minyak juga dibebani oleh memburuknya prospek permintaan, terlebih pasca pemerintah China hanya memberikan sedikit informasi terkait stimulus tambahan.
Selain itu, EIA memutuskan untuk menurunkan proyeksi permintaan minyak pada tahun 2025 dengan alasan melemahnya aktivitas ekonomi China dan Amerika Utara.
Kembali beroperasinya aktivitas ekspor minyak di Libya juga turut membebani harga minyak di Laut Utara dan Mediterania, di mana situasi tersebut membuat kilang mengurangi pembeliannya dari wilayah lain.