Harga minyak mentah WTI diperdagangkan di sekitar level $73 per barel, dan mencatatkan kinerja negatif dalam basis mingguan, di tengah belum meredanya kekhawatiran terhadap prospek permintaan minyak.
Kekhawatiran terhadap prospek permintaan kian meningkat setelah data NFP AS selama periode Maret 2023 dan 2024 direvisi turun, di mana hal tersebut mengindikasikan adanya perlambatan dalam perekonomian AS.
Mengecewakannya data ekonomi terbaru China, turunnya permintaan minyak dari kilang minyak di China, serta melemahnya aktivitas manufaktur di Zona Euro juga turut membebani harga minyak lebih lanjut.
Sementara itu, menguatnya ekspektasi bahwa bank sentral AS akan segera memangkas suku bunganya sejauh ini berhasil meredam kekhawatiran seputar prospek ekonomi, lantaran kebijakan tersebut berpotensi mendongkrak aktivitas ekonomi sekaligus permintaan minyak.
Ke depan, fokus para investor akan tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole pada hari ini untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter The Fed di masa mendatang.